Sabtu, 22 November 2014

Permataku

             sedihmu adalah sedihku. bahagiamu adalah bahagia untuku. dan membuatmu bahagia ada rasa kepuasan tersendiri di hati ini. tersenyumlah wahai permataku. tersenyumlah dengan bangga di hadapanku. jangan tersenyum memendam rasa perih. karena aku tak suka melihat itu. 
             Wahai permataku, aku mencintaimu lebih dari yang kau tahu. karena aku tahu engkau juga mencintaiku. aku bahagia bisa sepenuhnya memilikimu. merasakan hangatnya pelukanmu. merasakan kasih sayang yang engkau berikan padaku.aku tak tahu apa yang akan terjadi jika tak ada dirimu, mungkin jika tak ada engkau, aku tak bisa menulis ini. tapi itu memang benar. 
              Hari-hari yang kulakukan denganmu merupakan kejaiban illahi. bisa bersamamu juga merupakan keajaiban. semuanya adalah keajaiban. tapi terkadang, kita tak menyadari itu semua adalah keajaiban. sampai kita kehilangan orang tersebut baru kita merasakan bahwa memiliknya adalah sebuah keajaiban. 
             tapi aku mempunyai kesalahan, yaitu aku tak bisa mengungkapkan padamu perasaan ini. aku hanya bisa memikirknamu tanpa bertindak. bukankah itu adalah hal bodoh? ya itu memang hal yang paling bodoh. aku tak berani untuk mengungkapkannya padamu. rasa tidak percaya diri ini selalu muncul ketika aku sudah berada di ambang pintu keberanian. entah apa yang mambuat semua ini, menjadikanku tak bisa mengungkapkannya. 
             Berjanjilah wahai ayah, bahwa engkau akan selalu menyayangiku meskipun aku tak mengungkannya padamu rasa sayang ini. bukan karena aku tak sayang, lebih tepatnya karena aku tak berani mengungkannya padamu. tapi suatu saat nanti aku pasti akan mengucapkanya padamu. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar