senyum yang indah baru muncul kali ini. Senyum yang sudah kutunggu-tunggu dari dulu dan baru bisa muncul sekarang. betapa indahnya itu.. hal yang mampu membuatku tersenyum belum bisa kuungkapkan sekarang. mungkin besok atau beberapa jam lagi. haha,, akupun tak tau kenapa mau melakukan ini. mungkin agar bisa untuk kejutan. ya mungkin. semoga orang yang ingin ku buat terkejut bisa bangga terhadapku. minimal tersenyumlah.
hari ini juga orang-orang yang berada di dekatku bisa membuatku tersenyum. entah sepertinya hari ini memang spesial. semoga bisa berlangsung lama, amiin..
sesuatu itu harus kita pikirkan dengan matang2,jika tidak kita akan menyesal. lakukanlah dari sekarang. kita akan lebih menyesal karena tak melakukannya daripada menyesal karena melakukannya.
Kamis, 18 Desember 2014
Senin, 24 November 2014
syukur
Nyanyiin lagu itu ternyata gak mudah ya? aku kira, nyanyiin lagu itu adalah hal termudah dalam hidup, tapi kenyataannya susah abiss.. ini semua berawal dari tugas sekolahku, tugas menyanyi dari seni budaya oleh Bunda Hellen P. ya walaupun aku sering nyanyi di kamar, tapi itu gak berlaku untuk umum. aku ini orangnya pemalu abiss. gak berani ngomong di depan umum. ada yang punya ide atau saran gitu?
untuk sekarang jangan ngmongin tentang nyanyi lagu ya,, aku lagi gak mood, lagian juga tujuan aku nulis di sini buat ngelupain tugas meskipun nantinya aku mau latihan lagi. oke deh kita ngomongin tentang tugas-tugasku di sekolah. Untuk hari besok, kami sudah ada tugas yang menunggu, yaitu tugas Biologi, seni budaya, PAI. Tugas biologi tentang sel darah yang mencakup sel darah merah, sel darah putih dan sel keping darah. sedang tugas PAI yaitu menampilkan ceramah mengenai suati topik. untuk hal ini aku mengambil topik 'bersyukur'. kalian tahu apa itu bersyukur? ya, bersyukur itu adalah mengucapkan terimakasih kepada Sang Maha Pencipta yaitu Allah swt. yang telah memberi kita nikmat sehat, akal, berjalan, makan, minum, terutama nikmat hidup. Itu semua patut untuk di syukuri.
Hanya dengan mengucapkan kalimat 'alhamdulillah' saja kita sudah mengucapkan syukur. Kata Allah, kalau kita senantiasa bersyukur maka kita akan mendapatkan pahala yang berlipat, namun kalau kita kufur nikmat maka Allah sudah menyiapkan neraka jahannam. Dalam hal ini, aku juga sedang belajar untuk selalu bersyukur disetiap waktu, disetiap keadaan. baik itu dalam keadaan baik ataupun keadaan buruk. Aku juga ingin selalu untuk tidak sombong, karena sombong merupakan sifat syaitan.
Bersyukur sering muncul di dalam Surah Ar-Rahman. berapa kali ya kalimat 'nikmat Tuhan manakah yang kamu dustakan?' ana lupa hehe... sekarangpun aku ingin bersyukur atas nikmat masih bisa menulis cerita di blog ini...
untuk sekarang jangan ngmongin tentang nyanyi lagu ya,, aku lagi gak mood, lagian juga tujuan aku nulis di sini buat ngelupain tugas meskipun nantinya aku mau latihan lagi. oke deh kita ngomongin tentang tugas-tugasku di sekolah. Untuk hari besok, kami sudah ada tugas yang menunggu, yaitu tugas Biologi, seni budaya, PAI. Tugas biologi tentang sel darah yang mencakup sel darah merah, sel darah putih dan sel keping darah. sedang tugas PAI yaitu menampilkan ceramah mengenai suati topik. untuk hal ini aku mengambil topik 'bersyukur'. kalian tahu apa itu bersyukur? ya, bersyukur itu adalah mengucapkan terimakasih kepada Sang Maha Pencipta yaitu Allah swt. yang telah memberi kita nikmat sehat, akal, berjalan, makan, minum, terutama nikmat hidup. Itu semua patut untuk di syukuri.
Hanya dengan mengucapkan kalimat 'alhamdulillah' saja kita sudah mengucapkan syukur. Kata Allah, kalau kita senantiasa bersyukur maka kita akan mendapatkan pahala yang berlipat, namun kalau kita kufur nikmat maka Allah sudah menyiapkan neraka jahannam. Dalam hal ini, aku juga sedang belajar untuk selalu bersyukur disetiap waktu, disetiap keadaan. baik itu dalam keadaan baik ataupun keadaan buruk. Aku juga ingin selalu untuk tidak sombong, karena sombong merupakan sifat syaitan.
Bersyukur sering muncul di dalam Surah Ar-Rahman. berapa kali ya kalimat 'nikmat Tuhan manakah yang kamu dustakan?' ana lupa hehe... sekarangpun aku ingin bersyukur atas nikmat masih bisa menulis cerita di blog ini...
Sabtu, 22 November 2014
Permataku
sedihmu adalah sedihku. bahagiamu adalah bahagia untuku. dan membuatmu bahagia ada rasa kepuasan tersendiri di hati ini. tersenyumlah wahai permataku. tersenyumlah dengan bangga di hadapanku. jangan tersenyum memendam rasa perih. karena aku tak suka melihat itu.
Wahai permataku, aku mencintaimu lebih dari yang kau tahu. karena aku tahu engkau juga mencintaiku. aku bahagia bisa sepenuhnya memilikimu. merasakan hangatnya pelukanmu. merasakan kasih sayang yang engkau berikan padaku.aku tak tahu apa yang akan terjadi jika tak ada dirimu, mungkin jika tak ada engkau, aku tak bisa menulis ini. tapi itu memang benar.
Hari-hari yang kulakukan denganmu merupakan kejaiban illahi. bisa bersamamu juga merupakan keajaiban. semuanya adalah keajaiban. tapi terkadang, kita tak menyadari itu semua adalah keajaiban. sampai kita kehilangan orang tersebut baru kita merasakan bahwa memiliknya adalah sebuah keajaiban.
tapi aku mempunyai kesalahan, yaitu aku tak bisa mengungkapkan padamu perasaan ini. aku hanya bisa memikirknamu tanpa bertindak. bukankah itu adalah hal bodoh? ya itu memang hal yang paling bodoh. aku tak berani untuk mengungkapkannya padamu. rasa tidak percaya diri ini selalu muncul ketika aku sudah berada di ambang pintu keberanian. entah apa yang mambuat semua ini, menjadikanku tak bisa mengungkapkannya.
Berjanjilah wahai ayah, bahwa engkau akan selalu menyayangiku meskipun aku tak mengungkannya padamu rasa sayang ini. bukan karena aku tak sayang, lebih tepatnya karena aku tak berani mengungkannya padamu. tapi suatu saat nanti aku pasti akan mengucapkanya padamu.
Kamis, 20 November 2014
Forget
bukankah menunggu adalah hal yang paling melelahkan dalam hidup? kau sudah tahu itu tapi kenapa masih menunggu hal yang tidak pasti? bukankah lebih baik mencari yang sudah pasti saja? itu adalah lebih baik bagimu. aku hanya ingin kau sadar bahwa masih banyak orang di luar sana yang lebih baik daripada aku, tak perlu menungguku.
aku berusaha untuk tetap istiqomah di jalan Nya, di jalan Allah yang kuanggap merupakan jalan terbaikku menuju syurga, tempat yang dirindukan oleh semua orang. karena dengan begitu, maka aku akan mendapatkan yang sesuai dengan keadaanku. jika aku selalu mendekatkan diri pada Allah, Insyaallah akan mendapatkan yang serupa. bukan begitu?
Maka dari itu, aku ingin menyuruhmu untuk istiqomah juga, sama halnya denganku. semoga, kau juga akan mendapatkan yang sesuai dengan kepribadianmu. Tak jarang pula namamu muncul dalam setiap iringan doaku. mendoakan yang terbaik untukmu. tapi aku juga berdoa untuk bisa menjauhimu. maaf. Mungkin hanya kata itu yang bisa aku ucapkan padamu saat ini. tapi ini juga untuk kebaikanmu, bukan hanya untuk aku.
tak usah mempublikasikan perasaanmu pada semua orang, cukup hanya kau saja yang tahu. cukup hanya kau dan Allah saja yang tahu, tak perlu yang lain. dan mungkin seharusnya kau juga tidak memberitahuku tentang perasaan itu. hal itu akan membuatku bertekad untuk melupakanmu.
andai saja kau lebih dewasa, mungkin hal-hal yang seperti ini tak akan terjadi. walaupun mungkin kau lebih muda dariku, tak bisakah kau menjadi lebih dewasa dariku? jangan, jangan samakan umur. jangan menganggap umur sebagai ukuran untuk menjadi seperti anak-anak. karena dewasa itu berasal dari pikiran bukan dari umur.
aku tidak mau terjerumus untuk yang kedua kalinya. sudah cukup hanya sekali saja jangan ditambah. aku ingin memperbaiki diriku yang sudah mulai jauh dengan Tuhanku. jangan membuatku lebih menjauh lagi. aku bertekad untuk menghapus apapun yang mmbuatku bisa menjauh dari Tuhanku.
dengan begini mungkin kau bisa mengerti alasanku untuk menjauhimu.
aku berusaha untuk tetap istiqomah di jalan Nya, di jalan Allah yang kuanggap merupakan jalan terbaikku menuju syurga, tempat yang dirindukan oleh semua orang. karena dengan begitu, maka aku akan mendapatkan yang sesuai dengan keadaanku. jika aku selalu mendekatkan diri pada Allah, Insyaallah akan mendapatkan yang serupa. bukan begitu?
Maka dari itu, aku ingin menyuruhmu untuk istiqomah juga, sama halnya denganku. semoga, kau juga akan mendapatkan yang sesuai dengan kepribadianmu. Tak jarang pula namamu muncul dalam setiap iringan doaku. mendoakan yang terbaik untukmu. tapi aku juga berdoa untuk bisa menjauhimu. maaf. Mungkin hanya kata itu yang bisa aku ucapkan padamu saat ini. tapi ini juga untuk kebaikanmu, bukan hanya untuk aku.
tak usah mempublikasikan perasaanmu pada semua orang, cukup hanya kau saja yang tahu. cukup hanya kau dan Allah saja yang tahu, tak perlu yang lain. dan mungkin seharusnya kau juga tidak memberitahuku tentang perasaan itu. hal itu akan membuatku bertekad untuk melupakanmu.
andai saja kau lebih dewasa, mungkin hal-hal yang seperti ini tak akan terjadi. walaupun mungkin kau lebih muda dariku, tak bisakah kau menjadi lebih dewasa dariku? jangan, jangan samakan umur. jangan menganggap umur sebagai ukuran untuk menjadi seperti anak-anak. karena dewasa itu berasal dari pikiran bukan dari umur.
aku tidak mau terjerumus untuk yang kedua kalinya. sudah cukup hanya sekali saja jangan ditambah. aku ingin memperbaiki diriku yang sudah mulai jauh dengan Tuhanku. jangan membuatku lebih menjauh lagi. aku bertekad untuk menghapus apapun yang mmbuatku bisa menjauh dari Tuhanku.
dengan begini mungkin kau bisa mengerti alasanku untuk menjauhimu.
Senin, 22 September 2014
Si Kampret Sialan
Waktu
itu, aku pulang ke kostan mbak di Indralaya. Aku kesana naek mobil travel
jalanan yang biasa aku tumpangi kalo mo pergi ke tempat mbak. Pas udah nyampek
di gang tempat kostan mbak, aku turun dengan bangganya dan ngeluarin duit 15
ribu dari kantong celanaku. Tak ada gerimis atopun mendung, tiba-tiba turun
ujan dengan deresnya. Seketika itu juga baju en tasku basah kuyup. Aku pun
mempercepat langkah kakiku. Di jalan, banyak orang yang pada nengok kearahku
dengan tatapan heran.
Sampe
dirumah, mbak langsung nyuruh aku mandi, “mandi gih sono, basah tuh”. Dalam ati
aku mo bilang kalo anak monyetpun juga tau kalo aku lagi kebasahan. Akupun
ngejawab “males, masih siang ini.” Aku nengok ke arah jam dinding dengan
tampilan yang udah kusam yang di gantungin di tembok berwarana gak jelas itu,
jam nunjukin masih jam dua siang. Gila.. sejak kapan aku mo mandi jam segitu.
Hari biasa aja aku mandi pas maghrib ato gak tu gak mandi seharian.. mbak pun
ngebales omonganku dengan ejekan “dasar kebo!”. Dengan raut muka yang datar,
aku ngejawab “kalo aku kebo, berarti kamu mbaknya kebo dong. Kita sama.
Hahahaha…” aku ketawa garing.
Lalu
mbak diem, aku juga diem.
Malem harinya,
aku nonton berita tentang lagi marak-maraknya jerebu atau hujan asap. Mana ada
hujan asap, yang ada juga hujan asam. Gak taulah apa namanya, yang aku tau itu
jerebu. Jerebu terjadi karena banyaknya kebakaran hutan di Indonesia. Sekarang
kita dalam musibah besar. Gara-gara banyaknya kebakaran hutan yang terjadi,
banyak orang yang sakit. Dari mulai sakit flu dan batuk sampe sesak napas.
Ngomong-ngomong
tentang musibah, musibah itu pasti selalu ada ya? Entah itu musibah kecil
atopun besar yang penting musibah lah. Begitu juga dengan aku yang selalu
melewati masalah-masalah rumit. Contohnya aja muka ku yang pas-pasan banget.
Dibilang cantik enggak, dibilang manis juga enggak, di bilang jelek iya. Tapi
aku bersyukur banget. Soalnya aku masih punya temen-temen yang selalu setia
nemenin aku sampe ke kuburan nanti.
Keesokan
harinya, aku mo pulang ke asrama, tempat dimana aku tidur, makan, mandi, pup
dan lain sebagainya. Aku pulang diantar mbak cuma sampe gang depan doang. Dan
selanjutnya diterusin oleh abang sopir yang biasa mondar-mandir di jalan raya
nyari mangsa.
Aku
nunggu mobil travel sekitar jam empat kurang. Gak terlalu lama nunggu, mobilpun
dateng di hadapanku. Sialnya, pas aku mo naek, mo duduk di bangkunya, sendal
kampretku yang selalu nemenin aku kemanapun aku pergi, dari mulai pergi ke
pasar sampe pergi ke wc, putus. Apes banget dah. Udah tuh sendal harganya
sepuluh ribu, putus pula. Apa kendak lu sih dal??
Dalem
mobil, aku nyumpahi terus dalam ati ‘dasar sendal kampret sialan!’. Aku bingung
ntar gimana caranya mo pulang ke asrama. Ntar kalo aku ketemu sama banyak
orang, trus aku diketawain gimana? Kan gak lucu. Malu tau..
Setelah
aku mikir, aku punya tiga simpenan cara terbaik biar aku bisa masuk asrama.
Yaitu, yang pertama gue minta tolong sama Sella untuk bawain aku sendal jepit
simpenanku yang aku tarok di bawah ranjang tempat tidurku. Yang kedua, aku
lepas tuh sendal, nyeker dari pos satpam sampe asrama. Dan yang terakhir, aku
nyeret tuh sendal. Tapi kayaknya susah banget mo nyeret tuh sendal jepit nan
lusuh tersebut.
Sampe
di depan gerbang, dengan dianter mamang ojek, aku ngeliat banyak orang lagi
maen bultang alias bulu tangkis. Terbesit dari kepalaku cara jitu yang pertama
yaitu aku minta tolong dengan Sella minta bawain sendalku. Barulah aku mikir en
mo ngeluarin hp untuk nge-sms dia, eh dia nongol sama Pus mo ke Alfamart
sebelah. Anjrit deh. Cara pertama gagal total. Trus aku inget cara yang kedua,
yaitu aku lepas tuh sendal trus bejalan dengan nyeker. Kalo ternyata di
tegah-tengah keramaian orang tersebut ada yang ngetawain aku, aku mo bilang
gini
Orang ketawa (OK) : ‘(ketawa ngakak sambil nunjuk kearahku) heh anak
mana lu Kok gak pakek sendal? Gak
kebeli ya… ?(dengan ekspresi ngejek tentunya)’
Aku :‘eh kamu semua pada gak ngeliat ya, aku ni
pake sendal’
OK : ‘mana? Kamu tuh nyeker tau..
kami ni masih punya mata!’
Aku : ‘aku pake kok, tapi sendal transparan.
Jadinya gak keliatan. Harganya mahal lo, lebih mahal berkali-kali lipat
dibanding punya kalian semua’
Tapi kayaknya, aku malah di kira
orang gak waras alias gila kalo aku bilang pake sendal transparan. Siapa juga
yang mo percaya dengan omonganku. Nah, masih ada satu pilihan lagi, yaitu
nyeret tuh sendal kampret. Kalo aku nyeret tuh sendal kampret, aku bakal
dikirain cacat kaki. ‘cacat ya mbak? Kok jalannya ngesot gitu..’ krik krik…
gubrak..
Akhirnya,
setelah aku meres dalem-dalem otakku, sampek otakku mendidih mo muncrat ke
segala arah, aku memutuskan untuk memilih cara yang ketiga alias yang terakhir.
Aku harus bisa PD bejalan ngesot-ngesot sambil bawa tas en dengan tampang lusuh
kayak habis di buly orang.
Minggu, 21 September 2014
Diduakan
Nama gue Prima
Windi Astuti, panggilannya Ima gak pake ‘h’. Kebiasaan orang kalo manggil gue
pake huruf ‘h’ di belakangnya. Jadinya imah. Ntar mbak Soimahnya marah gara2
namanya buat mainan anak-anak ingusan kayak gue.
Sekarang gue
lagi duduk di bangku kelas 2 SMA di salah satu sekolah favorit di Kayuagung. Gue
punya mbak namanya Erna Karuniasih, dan gue juga punya adek namanya Nabilah
Anindya Putri. Kami jarang bisa akur. Gue sama adek aja sering berantem. Padahal
adek gue itu masih kecil. Baru nginjak umur 3 tahun. Bayangin aja adek gue ajak
berantem sambil make gagang sapu, untuk pukul-pukulan. Bukan.. bukan adek gue
yang kalah, justru malah gue yang kalah. Soalnya, adek gue bakal di bantuin ama
mbak dan nyokap gue. Kalo udah kayak gitu, gue bakal jadi patung gak berdaya
ngadepin mereka.
Awalnya, gue gak
kepengen punya adek. Entah itu cewek atopun cowok yang penting gue kagak mau. Alesannya
karena gue gak mau diduakan. Tapi pada akhirnya, tahun 2011 gue punya adek
cewek. Waktu itu bobotnya cuma 2.4 kg. Kecil amat ya..
Pas Hari Rabu
tanggal 23 Februari 2011 sekitar jam satuan malam, nyokap gue yang lagi hamil
besar udah ngerasa sakit. Kayak mo ngelahirin gitu (ya kan memang mo ngelahirin
bego’). Bokap gue yang lagi asik-asiknya tidur jadi tebangun. Bokap langsung
jadi panik ngeliat nyokap udah kesakitan kayak gitu. Dengan segala kemampuannya,
bokap datengin bude gue mo minta tolong temenin nyokap ke Kayuagung. Dan tak
lupa bokap juga datengin bidan dusun berharap bisa ngebantuin nyokap dalam
proses kelahiran nanti. Rencananya sih mo di bawa ke Kayuagung, tapi udah
keburu mbrojol di jalan. Jadi mobil itu penuh dengan cairan warana merah kental,
alias darah. Karena Kayuagung itu masih jauh tempatnya, bokap memutuskan untuk
berhenti di RS di Tugu Mulyo.
Gue yang waktu
itu masih duduk di kelas satu SMP, kaget pas di kasih tau kalo ibu udah
ngebrojolin satu anak cewek lagi. Tiga anak cewek semua.
Tapi itukan dulu, sekarang gue udah
nerima kehadiran adek gue yang super nakal ini. Gue udah sayang dengan dia
sampek sampek pengen ku jetok kepalanya. Adek gue juga kayaknya benci dengan
gue. Soalnya gue sering ngejailin dia sampe tenangis. Herannya gue, gue seneng
ngeliat adek gue menderita. Durhaka banget itu. Maka dari itu, adek gue gak mau
gue deketin. Sekali deketin dia langsung nangis. Tapi anehnya lagi gue kayak
gak ada salah dengan adek gue.
Adek gue hobi nyanyi yang gak jelas,
jerit-jerit gak karuan. Pernah waktu malam takbiran itu, ada suara anak kecil
yang lagi takbiran. Gue kira itu anak kecil biasa yang sering main di masijid. Tapi
ternyata salah. Ternyata itu adek gue. Suaranya cempreng banget ngalah-ngalahin
toak masjid.
Kalo mbak gue sekarang udah lulus
kuliah dan sekarang lagi ngedaftar CPNS di Pali, kabupaten baru di SumSel ini. Kata
orang kami gak mirip, tapi ada juga yang bilang kalo kami mirip. Sekarang gue
dengan mbak gue sering pake baju yang sama sampe orang lain nanya ‘kembar ya?’.
Ada juga pertanyaan orang yang bikin gue jengkel setengah mati, ‘yang ini ya
mbaknya? (sambil nunjuk ke arah gue) seolah-olah muka gue udah kelewat tua. Di tambah
lagi, gue lebih gendut (kayaknya terlalu kasar kalo bilang aku gendut, berisi
aja deh) daripada mbak. Hiks...
Nyokap en bokap gue kerjaannya guru
di SD di Desa Mekar Wangi. Dulu waktu gue lagi SD, nyokap en bokap pernah jadi
guru wali kelas gue. Nyokap di kelas empat SD, sedangkan bokap di kelas lima en
enam SD.
Sabtu, 20 September 2014
Senam pagi di Hari Sabtu
"Sel, berangkat yuk" ajak gue ke Sella
"Ini ni masih jam berapa coba? masih sepuluh menit lagi jam enam. gue mo nyantai dulu bro." jawabnya dengan males.
Gue ngelirik ke arah jam dinding yang nempel di dinding kamar kami, kamar 20 Aspi, dan ternyata bener sekarang masih jam 05.50. busyet dah gue mo keluar jam segitu, rajin amat gue. Tapi gak tau kenapa gue sekarang jadi rajin amat pergi ke sekolah pagi-pagi kayak gini. Mungkin karena waktu itu gue pernah kesamber gledek kali ye. Jadi otak gue yang semula tertutup jadi terbuka dikit.
Gue ngelirik lagi tuh jam dinding. dan sekarang menunjukkan pukul enam. Gue pun langsung teriak ke telinga Sella "Sel ayokk berangkat!!" dan akhirnya dengan jeritan gue yang super bikin telinga orang mo pecah, Sella mau barangkat sekolah. Tapi sebelum ke kelas, gue ke zona piket dulu (anak rajin bro). Pas udah nyampek di zona, ternyata di sana masih kosong belum ada orang. karena gue juga lagi laper, soalnya tadi pagi gak makan pagi, gue ngajak Sella ke kantin. Gue cuma beli donat 2 biji. Gue sebenernya nyari-nyari bongkol, tapi ternyata gak ada. Mungkin kehabisan stok kali, gara-gara gue keseringan beli tuh bongkol. Ngomong-ngomong kalian tau gak itu bongkol? bongkol itu nama lainnya lepet. gak tau juga? Ya udahlah cari di internet aja. gubrak..
selesai gue beli donat, gue menuju ke zona bareng Sella. gak lama gue di zona, panggilan untuk ke lapangan pun terdengar. Gue pun cepet-cepet ke lapangan mo senam pagi ala Pak On.
Gue baris paling depan bersama dengan pengurus OSIS lainnya. Btw, gue ini juga pengurus OSIS coy. entah karena apa gue di ambil jadi pengurus OSIS. Disana gue jadi bendahara. Doain semoga gue dan temen-temen seperjuangan gue bisa melakukan amanah ini dengan baek ya guys..
samping kanan gue ada Despus alias Desi Puspita Sari. Gue biasanya manggil dia Pus. Jadi waktu gue manggil kucing dengan sebutan pus, dia langsung noleh dengan raut wajah yang gak woles. Di deket telinganya kayak ada dua tanduk merah yang udah siap mau nerajangin gue. Kalo gue udah ngeliat tuh tanduk, gue langsung berenti ngejailin dia dan langsung minta maaf. Takut-takut nanti dia langsung nyeruduk gue pake tanduknya. Bisa gawat itu.
Si Pus ini temen yang ngejagain rahasia gue. Gue sering cerita ke dia tentang masalah cinta-mencinta. dan dia pun kadang ngasih komentar ke gue yang masih bego kalau masalah cinta. Maklum, sampek sekarang gue belum perrnah pacaran. percaya gak lo? percaya ato gak percaya lo harus percaya.
Senam pagi pun dimulai. Di belakang gue ternyata ada Pak On, guru olahraga kami sewaku kelas X. Gaya Pak On super perfect seperti biasa dengan celana trening dan baju kaos yang sering biasa di pakenya di hari-hari sekolah. Sepatu olahraganya yang mengkilat. dan juga tatanan rambutnya yang super rapi. Gue kira bakal cuma ada beberapa guru yang ikut senam, ternyata gue salah. Tiba-tiba datang sebuah mobil putih milik Pak Kepala Sekolah, Pak Sugiyono. Turun dari mobil, dia langsung menuju ke lapangan ngelewati gue. Jantung gue serasa mo lepas waktu dia lewat. takutnya tiba-tiba dia langsung bilang gini "kamu di diskors karena nilai ulangan kimia kamu 22". sebelum itu terjadi, gue udah nyiapin kata-kata "enak aja, emang ini sekolah bapak lo.. hellooo ngaca dulu deh" tapi kayaknya kata-kata itu malah bikin ceritanya berabe. jadi gue langsung ganti kata-kata yang agak mendingan "Baik pak" tapi nyatanya itu malah bikin gue kayak orang yang terbego di dunia ini. tapi syukur alhamdulillah, bapak itu cuma lewat doang gak ngebahas soal kimia atopun matematika. aaasiik..
bersambung...
Nilai ulangan
Sabtu, 20 September 2014
Gue bingung kenapa nilai ulangan gue ancuur abis. Padahal menurut gue, gue udah belaja mati-matian belajar siang dan malam ( PD amat) tapi alhasil, nilai gue tetep jelek. Bayangin aja nilai ulangan kimia gue 22. Kalo hitungan anak SD udah tinggi itu. Soalnya jaman gue SD dulu nilai terrtingginya itu 10. Entah guenya yang kagak ngerti atau soalnya yang melebihi batas kemampuan gue. Tapi menurut perhitungan gue, tuh soal yang gila abis. Masa dari 30 siswa, nilai tertingginya cuma 78. Yang lainnya malah ada yang cuma dapat 5. Kalau dipikir-pikir sih gue kayaknya masih mending.
Nah pas gue nerima hasil ulangan gue, gue rasanya nyesek abis. Pengen rasanya nyobek-nyobek tuh kertas, trus gue buang ke tempat sampah. Tapi gue masih punya hati bro. jadi gue simpen tuh kertas baek-baek, berharap Pak Budi bilang gini "maaf Prima, nilai yang bapak kasihkan salah. seharusnya kamu dapat 99." tapi itu konyol banget... mana ada guru kayak itu.
setelah gue nerima hasil ulangan kimia gue, kini giliran hasil ulangan matematika yang mau di bagiin. Dag dig dug. jantung rasanya mau copot (lebay amat sihh). kini giliran Pak Erifal yang nyebutin bahwa di kelas Ipa 2 cuma ada 2 orang yang lulus. yahhh tambah sedih nih. gak ada yang memuaskan. Semuanya gak ada yang beres. Apes deh gue.
Gue tetep semangat walaupun nilai ulangan Kimia en Matematika gue ancur. gue pun masih mengikuti ulangan Fisika susulan dengan semangat. dengan harapan gue masih bisa dapetin nilai yang memuaskan. Gue ikut ulangan susulan karena waktu itu gue dan Sella ikut lomba sepak bola putri di lap. Segitiga biru eh maksudnya lap. segitiga mas.
Soalnya ada 4 biji tentang GL dan GM. gue perhatiin tuh soal lama-lama. lalu dengan muka percaya diri, gue mulai mencoret-coret kertas yang udah gue siapin untuk coret-coretan. Satu soal udah terjawab dengan sempurna. kemudian dua. Lalu 3. Dan kini giliran yang ke-empat alias yang terakhir, gue bingung mau gue apain tuh soal. Mau di kerjain, gue gak tau mau pake rumus yang mana. mau gue gak kerjain, tapi nilai gue kecil. Akhirnya karena gue udah kepeningan dengan tuh soal, gue nanya dengan Sella temen gue. Gue nanya lewat kertas yang udah berisi coretan gue. gini nih 'Sel, nomor yang ke-4 tu kayak gimana? gue gak ngerti'. kemudian dia ngasih tau rumusnya. Sejurus kemudian gue udah selesai ngerjain tuh soal. kemudian gue kumpul.
Beberapa hari kemudian,
"Bu, nilai ulangan kami kayak gimana?" tanya salah satu temen sekelas gue.
"Alhamdulillah ada yang dapet nilai 0" jawab Bu Erlinda dengan raut muka yang lesu. " tapi ada juga yang dapet 100" katanya lagi sambil tersenyum ke arah kami.
Gue berharap dapet nilai 100, untuk nutupin nilai ulangan gue sebelumnya yang jelek abis.
Pas waktu nama gue disebutin, mulai deh jantung gue dag dig dug gak karuan. Ternyata gue dapet nilai 100. gue bangga banget tau gak. Rasanya pengen gue gedorin semua kaca jendela sampe pecah, pengen gue obrak-abrik tu kelas, pengen gue teriak sekeras-kerasnya saking bangganya gue terhadap diri gue yang begitu pintarnya. saking senangnya, gue gak berhenti untuk senyum ke semua orang sampe gigi gue kering. Sampe orang yang ngeliat gue jadi heran "kenapa sih ni anak, kesambet apa dia".
Sekian
salam 3 jari
Gue bingung kenapa nilai ulangan gue ancuur abis. Padahal menurut gue, gue udah belaja mati-matian belajar siang dan malam ( PD amat) tapi alhasil, nilai gue tetep jelek. Bayangin aja nilai ulangan kimia gue 22. Kalo hitungan anak SD udah tinggi itu. Soalnya jaman gue SD dulu nilai terrtingginya itu 10. Entah guenya yang kagak ngerti atau soalnya yang melebihi batas kemampuan gue. Tapi menurut perhitungan gue, tuh soal yang gila abis. Masa dari 30 siswa, nilai tertingginya cuma 78. Yang lainnya malah ada yang cuma dapat 5. Kalau dipikir-pikir sih gue kayaknya masih mending.
Nah pas gue nerima hasil ulangan gue, gue rasanya nyesek abis. Pengen rasanya nyobek-nyobek tuh kertas, trus gue buang ke tempat sampah. Tapi gue masih punya hati bro. jadi gue simpen tuh kertas baek-baek, berharap Pak Budi bilang gini "maaf Prima, nilai yang bapak kasihkan salah. seharusnya kamu dapat 99." tapi itu konyol banget... mana ada guru kayak itu.
setelah gue nerima hasil ulangan kimia gue, kini giliran hasil ulangan matematika yang mau di bagiin. Dag dig dug. jantung rasanya mau copot (lebay amat sihh). kini giliran Pak Erifal yang nyebutin bahwa di kelas Ipa 2 cuma ada 2 orang yang lulus. yahhh tambah sedih nih. gak ada yang memuaskan. Semuanya gak ada yang beres. Apes deh gue.
Gue tetep semangat walaupun nilai ulangan Kimia en Matematika gue ancur. gue pun masih mengikuti ulangan Fisika susulan dengan semangat. dengan harapan gue masih bisa dapetin nilai yang memuaskan. Gue ikut ulangan susulan karena waktu itu gue dan Sella ikut lomba sepak bola putri di lap. Segitiga biru eh maksudnya lap. segitiga mas.
Soalnya ada 4 biji tentang GL dan GM. gue perhatiin tuh soal lama-lama. lalu dengan muka percaya diri, gue mulai mencoret-coret kertas yang udah gue siapin untuk coret-coretan. Satu soal udah terjawab dengan sempurna. kemudian dua. Lalu 3. Dan kini giliran yang ke-empat alias yang terakhir, gue bingung mau gue apain tuh soal. Mau di kerjain, gue gak tau mau pake rumus yang mana. mau gue gak kerjain, tapi nilai gue kecil. Akhirnya karena gue udah kepeningan dengan tuh soal, gue nanya dengan Sella temen gue. Gue nanya lewat kertas yang udah berisi coretan gue. gini nih 'Sel, nomor yang ke-4 tu kayak gimana? gue gak ngerti'. kemudian dia ngasih tau rumusnya. Sejurus kemudian gue udah selesai ngerjain tuh soal. kemudian gue kumpul.
Beberapa hari kemudian,
"Bu, nilai ulangan kami kayak gimana?" tanya salah satu temen sekelas gue.
"Alhamdulillah ada yang dapet nilai 0" jawab Bu Erlinda dengan raut muka yang lesu. " tapi ada juga yang dapet 100" katanya lagi sambil tersenyum ke arah kami.
Gue berharap dapet nilai 100, untuk nutupin nilai ulangan gue sebelumnya yang jelek abis.
Pas waktu nama gue disebutin, mulai deh jantung gue dag dig dug gak karuan. Ternyata gue dapet nilai 100. gue bangga banget tau gak. Rasanya pengen gue gedorin semua kaca jendela sampe pecah, pengen gue obrak-abrik tu kelas, pengen gue teriak sekeras-kerasnya saking bangganya gue terhadap diri gue yang begitu pintarnya. saking senangnya, gue gak berhenti untuk senyum ke semua orang sampe gigi gue kering. Sampe orang yang ngeliat gue jadi heran "kenapa sih ni anak, kesambet apa dia".
Sekian
salam 3 jari
Langganan:
Komentar (Atom)